Demo Buruh!

Untuk 1 mei (may day) lalu, oke!!! Aku sendiri mendukung karena itu adalah demo sekaligus perayaan . Aku bahkan ikut hujan hujanan ama buruh di depan istana, karena tetap ambil gambar, untuk live di reportase sore. Kebetulan tanggal 1 mei itu, aku masuk siang. Yah lumayanlah basah sekujur tubuh, tapi kamera aman karena dibungkus kantong plastik, dan tetep dipayungin.

Yang menarik, waktu hujan udah mulai reda (baca : rintik-rintik), ada dua tukang jagung rebus yang panen, karena jagungnya diborong oleh barikade polisi. Lucu juga ngeliat polisi berbaris megang tameng dan senjata sambil makan jagung rebus. hehehe....

Tapi tanggal 3 kemarin, oh tuhan, ampun deh!

Tadi sore di rep sore jelas diberitakan kerugian kerugian akibat demo 3 mei kemarin. Luar biasa! entah apa untungnya, menghancurkan benda-benda di pinggir jalan, yang sedih lagi, kemarin aku nonton di tv tetangga, sekelompok buruh berteriak kesenangan setelah berhasil menumbangkan sebuah pohon yang belum begitu tinggi, dan sebelumnya telah dipatah-patahkan dahannya. Padahal pohon itu sangat diperluin di jakarta, belum lagi nanti pas monorel jadi, pasti makin banyak pohon yang hilang.

Tanggal 3 kemarin, gara-gara tol tebet ampe tomang tutup, hasilnya mulai dari grogol lewat ancol hingga cawang, macet total gak ketulungan. Bus dan truck mereka yang demo di DPR, parkirnya sampai ke semanggi, jadilah semanggi ditutup juga. Dan yang paling menarik maksud saya mengecewakan, banyak banget orang yang ketinggalan pesawat kemarin, karena kejebak macet.

Dari kemacetan itu, bisa dibanyangkan berapa banyak BBM yang terbuang percuma.
Aku dari bandara jam 15,00, baru bisa tiba di Mampang,-yang biasanya cuma 30 menitan perjalanan- jam 18.30. Itupun udah muter-muter nyari jalan yang sekiranya gak macet dan gak dilalui oleh jalur para buruh.

Ah, andai demo kemarin bisa langsung menghasilkan sesuatu yang pasti!!!

Btw, ini ada tulisan temanku di News Trans Tv, Yunus, yang kemarin saat demo itu lagi di jalan.

3 Mei 2006Antrean panjang kendaraan dari arah grogol menujuSemanggi membuat gusar hampir seluruh penumpang Kopaja88 jurusan Kalideres-Slipi. Kecuali seorang kakek yangsedari tadi 'terjerembab' dalam mimpi siangnya dideretan kursi belakang. Hmm, andai saya dan penumpanglain bisa menikmati kenyamanan mimpi seperti itu,pastinya kami tidak akan menggerutu dan menyumpah plus menyerapah pada kemacetan yang biasanya tidak terjadidi atas pukul sepuluh pagi.

Gila, it's been almost two ours dari cengkareng.Sementara itu, di lajur Busway, ratusan sepeda motoryang dinaiki orang-orang dengan ikat kepala melintassambil meneriakkan, "Hidup buruh..hidup buruh..".Ibu tua di samping saya mencibir."Iya, situ hidup hidup. Gua udah tua begini maunengokin cucu gua yang baru lahir di Harapan Kitajadinya susah"Saya cuma tersenyum kecut mendengarnya. Cewek manisdi depan saya ikutan nimbrung."Iya nih, mana gue kena shift pagi, lagi. Bisa-bisakena omelan lagi sama si Encik judes yang punya tokobaju di Taman Anggrek nih"Saya sendiri, memang sih, hari ini tidak ada liputanatau reka adegan. Tapi saya tetap harus ke kantorkarena besok ada reka adegan dan saya belum membuatscene listnya.

Malang... kemacetan yang konondisebabkan demo buruh di depan gedung MPR/DPR iniakhirnya membuat saya mengurungkan niat melanjutkanperjalanan ke kantor. Baru saja saya memutuskan untukhendak turun dari Kopaja, terdengar suara benturankecil di sebelah saya.[kebetulan saya duduk dekatjendela di sisi kanan Kopaja]"Duk..duk"Spontan saya melayangkan pandang ke arah luar jendela.Di samping pintu supir, dua orang pengendara motortengah mengacungkan tinjunya ke arah supir Kopaja. O,ternyata mereka kesal karena Kopaja yang dikendarainyadianggap terlalu ke kanan. Sedangkan para buruh yangmengendarai motor datang dalam jumlah besar. Sayatidak ambil pusing. Meskipun dalam sepuluh detikterakhir kata-kata serapah yang saya dengar isinyacuma nama binatang, alat kelamin, dan aktivitasseksual.

"Mau demo kok ngomel-ngomel...", ucap nenek yang dudukdi samping saya. "Emangnya jalan bapak moyangnya,apa?"Saya cuma diam lagi. Supir dan kernet Kopaja berusahauntuk menyelesaikan amarah para buruh. Ah, berhasil.Si buruh dengan tubuh agak tambun yang tadingomel-ngomel akhirnya maju meneruskan perjalanan.Tapi sebelum cabut, dia menendang bumper kopaja,diikuti rekan-rekan di belakangnya. Ada empat ataulima motor yang ikut-ikutan menendang tubuh kopaja.Memang sih, cuma menendang sambil lalu. Tapi tetapsaja bikin dongkol penumpang Kopaja yang melihatnya.Akhirnya sampai juga di halte Taman Anggrek. Gadismanis SPG taman anggrek yang tadi ngomel kelihatansangat terburu-buru. Wah, pasti diomeln sama Encik-nyanih, pikir saya. Masa bodoh lah. Saya ikut turun danmenelepon PA Kejamnya Dunia, Aulia untuk mengabarkanbahwa saya tidak bisa datang ke kantor hari ini.

Sore harinya...TV tetangga habis-habisan menggempur layar kaca dengan berita mengenai demo buruh siang tadi. Ibu dan bapak saya yang menonton berita itusempat bertanya kepada saya,"Lha elu kagak ikutan aja demo buruh biar keliatan diTV juga, Nus...?"Lha...saya kagak bisa jawab.

[sekedar melepaskan uneg-uneg karena gak bisaberangkat ke kantor hari ini...punten pisan...]

Comments